DAERAH WISATA KALIMANTAN SELATAN | OBJEK WISATA INDAH

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi dengan ibukotanya Banjarmasin, dan mempunyai banyak sekali obyek wisata antara lain: wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata kuliner, wisata olah raga, wisata belanja , dari sekian banyak obyek wisata Kalimantan Selatan.

Air Terjun Bajuin
Lokasinya 10 km dari Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Dari Banjarmasin ke Kota Pelaihari selanjutnya ke poros jalan menuju Batulicin & Kotabaru (disepanjang jalan ini akan dilewati objek wisata Pantai Swarangan, Pantai Pagatan, Sungai Kusan dll).
Kiri kanan jalan menuju air terjun banyak terdapat perbukitan besar mirip gunung. Warnanya yang hijau keliatan cantik berpadu dengan menguningnya persawahan disekitarnya.
Tepat sebelum masuk kawasan Air Terjun Bajuin, ada simpang 2. Kalo ke kiri Air Terjun Bajuin & kalo ke kanan menuju Wisata Alam Goa Marmer.
Dalam perjalanan menuju air terjun ditemukan bebatuan besar, tempat bagus untuk melihat pemandangan bukit-bukit lain yang menghijau. Kayaknya bikin villa disini seru juga.
Batu ini seakan-akan jatuh dari langit. Memisah sendiri dari batu raksasa dibawahnya.
Dikawasan ini ditemukan 3 buah air terjun dengan ketinggian yang berbeda-beda. Air terjun yang paling tinggi lebih bagus dari pd air terjun dibawahnya. Untuk menuju air terjun tertinggi perlu pengalaman tracking.
Air terjun tingkat pertama, airnya sangat jernih & adem, banyak batu-batu besar berserakan menambah pesona alam sekitarnya.
Di kawasan ini juga terdapat Telaga Alam Batuah. Letaknya sangat dekat dengan area parkir mobil. Jadi bagi mereka yang ogah mendaki keatas, bisa mandi atau sekedar foto-foto di telaga ini. Disini banyak batu-batu besar yang dialiri air sungai yang jernih.

Cagar Alam Pulau Kaget 
Pulau Kaget adalah sebuah delta yang terletak di tengah-tengah sungai Barito termasuk dalam wilayah Tabunganen, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau Kaget terletak dekat muara sungai Barito.
Pulau Kaget ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 85 Ha. Banyak ditemukan pohon rambai padi yang merupakan sumber makanan bagi bekantan (Nasalis Larvatus). Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.
Pulau Kaget merupakan habitat bagi kera hidung panjang (bekantan) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kaget juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

Pantai Batakan 
Wisata Alam -Pantai Batakan – Tanah laut – Kalimantan Selatan.
Pantai Batakan merupakan obyek wisata bahari yang terpadu dengan panorama alam pegunungan pantai yang terletak di kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, sekitar 125 kilometer arah timur dari Kota Banjarmasin (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan).
Untuk mencapai lokasi Pantai Batakan, dari Kota Banjarmasin relatif mudah karena kondisi jalannya cukup baik, berkelak-kelok dan turun-naik serta menyajikan pemandangan alam yang indah berupa barisan perbukitan yang menghijau, hamparan persawahan yang menguning, serta perkampungan nelayan yang berada di tepi pantai.

Sebelah timurnya terdapat perbukitan pinus yang menjadi bagian dari Pegunungan Meratus. Di pantai ini pengunjung dapat mengelilingi pantai sambil menggunakan kuda sewaan, bersantai di bawah pohon cemara sambil menikmati keindahan pantai, atau menyaksikan panorama alam terutama saat matahari akan terbenam (sunset).
Di lepas pantai Batakan dapat kita jumpai Pulau Datu yang merupakan obyek wisata ziarah makam. Berkunjung ke Pulau Datu yang letaknya tidak berapa jauh di depan Pantai Batakan. Di pulau ini terdapat sebuah obyek wisata religius yaitu makam Datu Pamulutan.
Fasilitas khas tempat rekreasi Pantai Batakan, seperti kamar mandi untuk bilas, rumah ibadah (masjid), panggung hiburan, cottage, restourant, penginapan, playground, hingga areal parkir kendaraan yang cukup luas.

Pantai Pagatan
Wisata Alam – Pantai Pagatan – Tanah Bumbu – Kalimantan Selatan.
Pantai pagatan tergolong istimewa, karena memiliki panorama laut biru, deburan ombak yg relatif kecil, pohon kelapa yg melambai-lambai dan angin laut yang bertiup sepoi – sepoi.
Selain itu yang membedakan Pantai Pagatan dengan pantai – pantai yang lain adalah adanya acara ritual khas nelayan keturunan Bugis di kawasan sekitar pantai Pagatan yang biasa di sebut Pesta Laut (Maccera Tasi). Pesta Laut di laksanakan pada pertengahan bulan April. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas sebagai limpahan hasil laut dan sekaligus memohon perlindungan selama nelayan berada di laut waktu sedang bekerja. Puncak acara yang lebih di kenal dengan “Pesta Laut” ini adalah melabuhkan sesajen yang sebelumnya telah di bacakan sejenis mantra ke tengah laut. Biasanya acara ini juga di meriahkan dengan adanya atraksi musik dan tarian2 tradisional.
Pantai Pagatan yang terletak pada Kecamatan Kusam Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Waktu tempuh + 8 jam dari Banjarmasin, dari Banjarmasin jurusan Batulicin. Pantai ini sangat mudah ditemui, di tepi Jalan Trans Kalimantan poros selatan. Jika ingin long stay, anda bisa menginap di Resort atau memilih salah satu losmen murah meriah di Kota Pagatan.
Kabupaten Tanah Bumbu, pada zaman dahulu daerah ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil pala dan rempah-rempah di Indonesia. Konon, pusatnya waktu itu adalah daerah di sekitar Batulicin dan Pagatan. Dewasa ini, kabupaten yang persis terletak di ujung tenggara Pulau Kalimantan ini terkenal dengan hasil tambangnya, terutama batu bara. Namun, sesungguhnya terdapat satu asosiasi lagi bila orang menyebut Tanah Bumbu, yaitu tempat wisata pantai yang eksotik karena di kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kotabaru ini memiliki garis pantai sekitar 200 kilometer. Pada umumnya, pantai-pantai di Kabupaten Tanah Bumbu berada dalam wilayah Kecamatan Kusam Hilir. Pantai Pagatan, Pantai Tanjung Petang, Pantai Pulau Salak, dan Pantai Rindu Alam adalah di antara obyek wisata alam yang terkenal di kabupaten ini.

Pulau Kembang 
Wisata Alam – Pulau Kembang – Barito Kuala – Kalimantan Selatan.
Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah sungai Barito yang termasuk di dalam wilayah kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan, merupakan habitat bagi kera ekor panjang.
Pulau Kembang terletak di sebelah barat Kota Banjarmasin. Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan wisata.
Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.
Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi ”penjaga” pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman), oleh masyarakat dari etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu.
Seekor kambing jantan yang tanduknya dilapisi emas biasanya dilepaskan ke dalam hutan pulau Kembang apabila sebuah permohonan berhasil atau terkabul.
Menurut ceita, pulau Kembang berasal dari kapal Inggris yang dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750-an atas perintah Sultan Banjar. Puing-puing bekas kapal tersebut lambat laun ditumbuhi pepohonan dan berubah menjadi sebuah pulau yang kemudian didiami sekelompok kera. Orang-orang desa yang berada di sekitar pulau baru ini menganggap bahwa kera-kera tersebut merupakan penjelmaan yang memakai sarungan kera. Kelompok kera tersebut dipimpin oleh seekor kera yang sangat besar berwarna putih.
Kera-kera di kawasan ini yang berjumlah ribuan, sangat akrab dengan para pengunjung. Biasanya ketika para wisatawan datang berkunjung, kera-kera tersebut banyak yang menunggu di dermaga, menunggu para wisatawan memberi mereka makanan seperti pisang, kacang, dan sebagainya.
Kawasan ini berjarak sekitar 1,5 km dari Kota Banjarmasin dan dapat ditempuh dengan menggunakan perahu klotok sewaan, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi sekitar 15 menit dari Kota Banjarmasin.

Pulau Pinus Waduk Riam Kanan 
Menjelajah Pulau Pinus di Waduk Riam Kanan Kalimantan Selatan.
Cerita perjalanan wisata di Desa Aranio Kabupaten Banjar, Kalsel, diawali dengan perjalanan seru di sekitar Waduk Riam Kanan, tepatnya di Pulau Pinus. Dengan menumpang klotok (perahu kecil bermesin) dapat mencapai pulau kecil yang letaknya di tengah-tengah waduk itu.
Sebenarnya di Waduk Riam Kanan terdapat dua buah Pulau Pinus. Biaya sewa untuk menuju Pulau Pinus pertama hanya dikenai sebesar Rp. 75 ribu saja, sedangkan menuju Pulau Pinus kedua dipatok sebesar Rp. 100 ribu. Paket itu bisa sekalian mampir ke Pulau Pinus pertama. Perjalanan menuju Pulau Pinus kedua ditempuh sekitar 30 menit, mungkin cukup lama, namun karena pemandangan yang indah di sekitar waduk sangat menarik cukup mengisi waktu selama perjalanan. Objek pertama yang menarik perhatian adalah jembatan kayu yang membentang panjang di atas waduk. Jembatan itu menghubungkan antara Pulau Pinus dengan daratan di seberangnya.
Beralasan memang kenapa pulau ini dinamakan Pulau Pinus. Karena disana banyak sekali pohon pinus yang tumbuh tinggi menjulang. Saking banyaknya, hari cerah seakan tidak berlaku di Pulau Pinus. Sinar matahari seakan-akan sulit menembus rimbunnya pepohonan.
Di bagian lain berjumpa beberapa penduduk yang tengah asyik memancing. Umumnya ikan yang didapat adalah ikan puyau. Ikan yang lumayan gurih kalau di goreng. Disini dijual dengan harga Rp. 10 ribu saja.
Melanjutkan perjalanan menuju perkampungan di seberang pulau, dengan menyusuri jembatan kayu yang panjangnya sekitar 200 meteran. Dari atas jembatan, ditemui pemandangan yang sangat cantik, perbukitan hijau, air waduk yang terhampar luas berpadu dengan langit cerah yang membiru.

Wisata Desa Haratai 
Desa Haratai – Loksado – Hulu Sungai Selatan – Kalimantan Selatan.
Keindahan yang tersembunyi, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pesona desa Haratai di Kecamatan Loksado, Kab. Hulu Sungai Selatan ini. Di desa yang didiami oleh suku Dayak Meratus ini terdapat berbagai objek menarik yang cocok untuk dijelajahi.
Disela-sela megahnya Pegunungan Meratus yang membentang di sebagian besar wilayah Kalsel, terhampar Kota Kandangan, sebuah kota kecil yang merupakan ibukota Kab. Hulu Sungai Selatan.
Dari Kandangan, perjalanan masih menyisakan sekitar 38 kilometer atau sekitar 1 jam. Melewati berbagai desa seperti desa Muara Hatip, yang lokasinya berada di sekitar Gunung Kentawan yang tampak menjulang. Umumnya desa-desa yang tampak bersahaja itu didominasi oleh suku Banjar dan suku Dayak Meratus. Mereka hidup berdampingan secara damai. Berbagai sarana ibadah pun tampak kokoh, menandakan betapa rukun nya hidup di pedalaman Kalimantan ini.

Adventure Desa Haratai
Sebuah pintu gerbang menyambut kedatangan pengunjung, menandakan perjalanan telah memasuki kawasan Loksado. Sebuah kecamatan yang hampir setiap pekan di kunjungi oleh turis asing terutama dari negara-negara Eropa. Loksado terkenal cocok untuk menjajal hobi petualangan seperti bamboo rafting, trekking, camping, hiking dan lain-lain.

Suku Dayak Meratus 
Desa Haratai dari pusat Loksado, perjalanan dengan kendaraan roda dua dapat ditempuh sekitar 30 menit. Selama perjalanan melewati pemandangan alam yang sangat cantik & natural. Hutan, sungai, bebatuan besar, jembatan gantung, bukit-bukit, kebun kayu manis & bambu serta beberapa rumah Dayak Meratus.
Di desa Haratai, kita dapat menemui puluhan rumah berbentuk panggung milik suku Dayak Meratus. Tampak beberapa warga simbil duduk-duduk santai di pelataran rumah bahkan ada yang terlihat asyik mengurusi tanaman di sekitar rumah mereka, beberapa tanaman anggrek khas Loksado.

Rumah Panjang
Disudut lain, ada sebuah bangunan besar yang disebut warga sekitar Balai Haratai. Di dalam balai terdapat puluhan bilik kamar berukuran kira-kira 3 x 4 meter. Di berbagai perkampungan Dayak lain seperti di Kalimantan Barat, warga Dayak mendirikan rumah panjang seperti ini yang di dalamnya dihuni oleh puluhan kepala keluarga.
Balai Haratai sekarang sudah tidak berpenghuni lagi. Hanya pada saat-saat tertentu saja diramaikan oleh warga Dayak Meratus. Seperti pelaksanaan acara adat Aruh Ganal, sebuah perayaan yang digelar untuk mensyukuri hasil panen.
Warga Dayak umumnya sangat menghormati roh-roh nenek moyang. Pengetahuan tentang bertani, ilmu gaib, dan sebagainya selalu dikaitkan dengan kepercayaan terhadap roh-roh.
Selain itu mereka juga sangat menghargai limpahan alam yang mudah ditemui di bumi Kalimantan. Seperti mereka cukup memanfaatkan air bersih yang datang dari pegunungan. Sistem pengairan yang digunakan sangat sederhana, yakni dengan menggunakan bambu yang dibelah. Bambu-bambu tersebut saling menyambung sehingga dapat mengalirkan air dari pegunungan menuju rumah penduduk.
Uniknya, air jernih yang alami tersebut mengalir selama 24 jam non stop. Benar-benar perpaduan yang sangat indah antara manusia dan alam. Kekaguman terhadap kehidupan bersahaja milik warga Dayak Meratus ini. Hidup di rumah-rumah yang sederhana pula.
Air Terjun Haratai
Lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari Balai Haratai. Untuk menuju ke air terjun ini, harus melakukan perjalanan tanpa kendaraan, waktu tempuh sekitar 20 menit. Melewati berbagai jenis pohon serta sebuah jembatan gantung yang dibawah nya terdapat Sungai Amandit.
Air terjun Haratai, dengan sebuah telaga yang air nya bergelombang mirip di lautan, karena tekanan yang berasal dari jatuhnya air dari atas bukit. Air di telaga tersebut berwarna agak kehijauan dan sangat dingin.
Loksado dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Setibanya di Loksado anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Haratai dengan 3 cara saja. Menggunakan jasa tukang ojek, menggunakan kendaraan roda dua milik pribadi atau jalan kaki. Karena akses menuju desa Haratai tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Tarif sewa ojek sebesar Rp 50.000.

Pulau Sebuku Kalimantan Selatan 
Pulau Sebuku, Kab Kotabaru, Kalsel, sekitar 12 jam perjalanan darat dari Banjarmasin.
Dengan melewati jalur darat antara Banjarmasin – Batulicin, kemudian dilanjutkan dengan menumpang kapal fery menuju pelabuhan Tanjung Serdang, Kotabaru. Setelah itu, dengan mobil kembali menyusuri jalur darat menuju Kotabaru, kemudian mencari tumpangan berupa speed boat menuju Sungai Bali, ibukota kecamatan Pulau Sebuku.
Sepanjang perjalanan menuju Pulau Sebuku, seringkali menemui bagang-bagang milik nelayan setempat. Bagang-bagang itu dibangun diatas lautan, yang berfungsi untuk menangkap ikan. Laut lepas berwarna kebiru-biruan serta hamparan pegunungan di sekitar Kotabaru adalah pemandangan lain yang ditemui selama berada diatas speed boat yang melaju kencang.
Hamparan laut biru dengan latar perbukitan hijau di sisi lainnya. Sebuah pemandangan yang sangat indah.
Pantai yang terdapat di desa Sekapung memiliki karakter yang unik. Seperti adanya bebatuan dan pasir yang berwarna agak kekuningan. Dengan latar langit berwarna biru.
Hamparan pasir putih kembali menggoda untuk segera menjelajah pantai. Betapa kaya nya Indonesia, segala jenis keindahan ada di negeri khatulistiwa ini.

sumber: http://www.topselindo.com/index/daerah_wisata_provinsi_kalimantan_selatan_124_objek_wisata_indonesia/0-17

Belum Ada Komentar untuk "DAERAH WISATA KALIMANTAN SELATAN | OBJEK WISATA INDAH"

Post a Comment